Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p—ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 3, No.11 November 2018
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA ANGGOTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM STUDI KASUS PADA KOMISI PEMILIHAN
UMUM DI 26 (DUA PULUH ENAM) KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA BARAT.
Susana
Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI)
Cirebon
Email: anz.suzana@gmail.com
Abstrak
Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh sumber daya
manusia (SDM), sedangkan meningkatnya peran sumber daya manusia ditunjang
bergantung kepada kemampuan inovasi. Sedangkan dalam meningkatkan kinerja dan
inovasi dalam keunggulan kompetitif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dipengaruhi oleh faktor motivasi dan budaya organisasi. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja, mengetahui
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dimana analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (path analisis). Hasil
Penelitian dari analisis deskriptif
menggunakan bahwa pernyataan responden terhadap motivasi kerja termasuk dalam
kategori rendah, penyataan responden terhadap budaya organisasi termasuk
kedalam kategori baik dan pernyataan responden mengenai kinerja karyawan komisi
pemilihan umum kabupaten Cirebon termasuk kedalam kategori tinggi. Sedang
kesimpulan dalam penelitian ini bahwa kinerja karyawan 65,2 % di pengaruhi oleh
motivasi kerja dan budaya organisasi, sedangkan sisanya 34,8 % di pengaruhi
oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Budaya organisasi dan Kinerja KPU
Pendahuluan
KPU sebagai lembaga
tunggal penyelenggara pemilu memiliki tugas dan kewenangan yang sangat luas
serta pelik dan sangat bersifat teknis serta sangat memerlukan kehati-hatian
dalam pengerjaannya tahapan yang telah disusun untuk tidak menimbulkan persepsi
negatif atau kecurangan, Pada tahun 2005 penambahan tugas baru Komisi Pemilihan
Umum mengalami peningkatan lahirnya undang-undang no.32 tahun 2005 tentang
Pemerintah daerah proses pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah yaitu
beberapa tugas baru bahkan lebih berat dari tugas Pemilu yang lain di tambah
adanya peraturan lahirnya calon perseorangan yang memakan lebih banyak waktu. Proses
pekerjaan secara teknis termaktub dalam undang-undang nomor 22 tahun 2007
tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006,
serta dalam undang-undang lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu dan
peraturan Komisi pemilihan umum sebagai implementasi atas undang-undang yang
berlaku.
Ketentuan jumlah anggota Komisi
Pemilihan Umum dari pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terukur dengan ketentuan
yang baku yaitu pada periode 2003-2008, pusat terdiri dari 9 orang, Provinsi dan Kabupaten/Kota hanya 5 orang. Sedang pada
periode 2008—2013 karena lahirnya undang-undang nomor 22 tahun 2007 yaitu pusat
terdiri dari 7 orang, provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari 5 orang anggota,
dengan masa kerja selama 5 tahun-bersifat permanen. Di jawa Barat anggota
Komisi Pemilihan Umum dari 26 Kabupaten/Kota terdiri dari 130 orang anggota dan
memiliki wilayah kerja yang sangat berbeda-beda baik segi sosial, budaya,
karakter Sumber Daya Manusia dan geografis yang memerlukan energi yang optimal.
Dalam hubungannya anggota KPU Provinsi Jawa Barat dikatakan mempunyai
kinerja yang baik, antara lain bila mematuhi undang-undang serta peraturan yang
telah ditetapkan baik dari undang-undang, keputusan Mahkamah konstitusi atas
yudisial review,
Keputusan
Presiden
(Keppres) atau
peraturan KPU pusat yang dikeluarkan
oleh pemerintah dalam setiap kegiatan atau penyelenggaraan Pemilu. Anggota KPU Jawa barat berusaha mencapai kinerja terbaik
selama ini sesuai atau yang dikehendaki oleh institusi, penyelenggaraan Pemilu
yang sukses, jurdil dan aman menjadi tanggungjawab yang dipikul. Beberapa
resiko lain dialami selama menjalankan tugas, ancaman dari bebeberapa orang yang
kurang memahami aturan, masa yang menghandalkan emosi dari pengunaan senjata
untuk melakukan presure-penekanan, fitnah, kondisi yang mengancam keselamatan
lainnya. Selama ini anggota KPU Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat merasa
puas dengan pekerjaan, dan tidak pernah mengukur berdasarkan reward yang diterima berupa imbalan atau
gaji tetapi istilah imbalan yang diterima anggota KPU Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat berupa uang kehormatan selebihnya tidak terdapat
penghargaan yang lainnya baik tunjangan kesehatan-asuransi, tunjangan jiwa, tunjangan anak,
tunjangan hari raya, tunjangan jabatan, honor-honor, uang lembur,
sementara tugas penuh selalu di lakukan selama 1 x 24 jam pada saat
perencanaan, pra pelaksanaan, pelaksanaan serta penyelesaian penyelenggaraan
Pemilu yang berlangsung rata-rata 8 bulan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu.
Keberhasilan Pemilu jelaslah tidak
terlepas dari peran anggota KPU menghasilkan regulasi, proses pemungutan yang
berjalan dinamis, mengamankan hasil rekapitulasi pemungutan suara sesuai berdasarkan tahapan
yang dilalui dari tingkat KPPS, PPS dan PPK sedangkan utuk melakukan sesuai
dengan tahapan tersebut memiliki resiko tinggi yang dihadapi berupa demontrasi
ketidak puasaan baik berupa gugatan hukum pidana maupun gugatan sengketa pemilu
atau cara-cara anarkis lainnya yaitu berupa demontrasi ketidak puasan yang
beresiko pembakaran gedung atau berkas-berkas pemilu bahkan ancaman kepada
personil KPU berupa pengeboman yang
pernah terjadi tahun 2004 di KPU pusat,
penusukan terhadap anggota KPU serta
berbagai resiko lainnya yang sudah di alami oleh beberapa anggota KPU serta pekerjaan
yang harus dijalani full apalagi pada waktu menghadapi pemilu dengan rentang
waktu 8 bulan sesuai dengan undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang
penyelenggara pemilu bahwa tahapan pemilu dilakukan 6 bulan
sebelum penyelenggaran pemungutan suara
dan 2 bulan setelah pemungutan suara
namun tidak termasuk pemilu tahap dua. Tingginya resiko
yang dihadapi namun belum diakomodirnya reward
yang ada, anggota KPU hanya menerima
uang kehormatan yang sama seluruh Indonesia tanpa klasifikasi sisi geografis,
wilayah teritorial, jumlah penduduk atau pemilih, yang diberikan, kesejahteraan,
tunjangan-tunjangan,honor-honor, kenaikan uang kehormatan yang masih sama sejak
tahun 2003 sampai dengan sekarang, tidak adanya kejelasan tentang alokasi anggaran
untuk reward anggota KPU tersebut
dirasakan betul oleh anggota KPU Kabupaten/Kota
seJawa Barat.
Jelas ini sangat berpengaruh terhadap mekanisme kerja yang ada di komisi
pemilihan umum. Meskipun komisi ini bersifat permanen namun karena tuntutan yang
tidak di berikan terutama biaya transfortasi yang tidak mencukupi akhirnya
tidak setiap hari anggota KPU hadir
di kantor, hanya insidentil atau tidak full time atau banyak yang melakukan pekerjaan sampingan serta
melamar pekerjaan yang lebih layak dan tidak beresiko tinggi seperti menjadi
Pegawai Negeri Sipil, atau beberapa pekerjaan lainnya.
Metode
Penelitian
Metode Penelitian suatu metode yang
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang dari suatu peristiwa dengan teknik pengamatan yang digunakan yaitu
observasi secara dari objek yang diteliti. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi tentang keadaan nyata pada saat sekarang (sementara
berlangsung).
Analisis yang dilakukan terhadap data
dan informasi yang diperoleh pada penelitian adalah analisis deskriptif. Jenis
penelitian deskriptif analisis terdiri dari berbagai jenis penelitian yaitu
penelitian studi kasus, Penelitian survei, penelitian pengembangan
(development study), Penelitian
lanjutan (follow up study), analisis
dokumentasi,analisis kecendrungan (trend
analisis) dan penelitian korelasi (correlation
study), yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan
antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Sedangkan jika dilihat
dari tingkat eksplanasinya (tingkat penjelasannya), maka penelitian yang
dilaksanakan ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian untuk
melihat hubungan antar variabel yang diteliti.
1. Data Yang Diperlukan
Jenis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara,
observasi,
penyebaran
angket dan penyebaran kuesioner kepada informan maupun responden
b. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan objek
penelitian baik berupa laporan, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan keadaan umum perusahaan dan manajemen menyangkut
permasalahan yang diteliti.
Macam data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
a.
Data kualitatif, yaitu data yang menggambarkan kualitas
objek yang akan diteliti.
b.
Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka maupun
table. Data ini menggambarkan objek yang diteliti secara normal.
2.
Sumber Data
Analisis data merupakan suatu kegiatan untuk
mengkelompokkan, membuat urutan serta meningkatkan data sehingga memiliki arti
dan mudah untuk di baca. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil wawancara
dan kuesioner dapat dikelompokan kedalam 3 (tiga) langkah yaitu: persiapan, tabulasi dan
penerapan data ada pendekatan penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sebagai
berikut :
a. Responden
Responden yaitu
data diperoleh dari informasi atau orang yang telah diwawancara oleh peneliti
guna mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian atau
orang yang dapat menjelaskan tentang aktivitas dirinya sendiri. Responden dalam
hal ini adalah anggota komisi pemilihan umum kabupaten / kota Provinsi Jawa
Barat
b. Informan
Informan yaitu sumber informasi yang diperoleh dari
orang-orang yang terkait dalam penelitian itu yaitu anggota komisi pemilihan
umum provinsi, sekretariat yang memfasilitasi setiap anggota Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat atau yang berkompeten atau
mengetahui tentang obyek yang diteliti.
c.
Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu pengumpulan data
yang bersifat teoritis dan berhubungan dengan pembahasan masalah penelitian
yang diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa catatan-catatan,
laporan-laporan, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang di tempuh dalam
pengumpulan data yaitu :
a.
Observasi yaitu pengumpulan data dengan
cara mengamati langsung terhadap obyek penelitian, dalam hal ini anggota Komisi
Pemilihan Kabupaten/Kota jawa barat.
b.
Wawancara yaitu cara pengumpulan data
dengan melakukan tanya jawab dengan responden dan informan dibantu oleh
pertanyaan sebagai pedoman kerja.
c.
Angket
dan kuesionier yaitu cara pengumpulan data dengan cara memberikan daftar
pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis.
d. Studi pustaka
yaitu cara pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi yang berasal dari
kepustakaan, laporan tahunan dan lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang diteliti.
4.
Analisis
Data
Adapun untuk keperluan analisis
telah ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Sebagaimana yang dirancang dalam
operasional variabel, maka nilai variabel-variabel : kepemimpinan budaya
perusahaan, dan kinerja karyawan merupakan data yang berskala ordinal. Dengan
menggunakan tipe pertanyaan tertutup (closed-end
question) setiap item ditentukan peringkat dengan lima alternatif jawaban.
Pilihan jawaban responden merupakan nilai skor jawaban, sehingga nilai variabel
diperoleh dari skor jawaban dari setiap item.
b. Teknik analisis jalur memerlukan
syarat data yang mempunyai tingkat pengukuran sekurang-kurangnya interval, maka
untuk kedua varibel-variabel tersebut di
atas yang memiliki tingkat pengukuran ordinal harus diubah menjadi interval.
Karena itu melalui methods of succesive
intervals (Hays, 1983) dilakukan transformasi data dengan langkah kerja
sebagai berikut :
1)
Perhatikan setiap item pertanyaan.
2)
Untuk setiap item hitung frekuensi jawaban (f), berapa
responden yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5.
3)
Tentukan proposi (p) dengan cara membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
4)
Hitung proporsi kumulatif (p).
5)
Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh dengan menggukan tabel normal.
6)
Tentukan nilai skala (scala
value) untuk setiap nilai Z dengan rumus :
Scale Value = (Densityat
Lower Limit) - (Densityat Upper Limit)(Area Below Upper Limit) - (Area Below Lower Limit)
7)
Menyiapkan pasangan data dari variabel independen dan
dependen dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis.
8)
Untuk meneliti pengaruh
diantara sub variabel penelitian, data hasil tabulasi diterapkan pada
pendekatan penelitian yaitu dengan analisis jalur (Path Analysis), Berdasarkan pendapat Harun Al Rasyid
(1993/1994:131) memerlukan syarat data dengan tingkat pengukuran
sekurang-kurangnya interval. Mengingat dalam penelitian ini digunakan data
dengan skala ordinal, maka harus dilakukan tranformasi data menjadi interval
dengan menggunakan Method Of Succesesive
Interval di singkat MSI, dengan kriteria ordinal 5 tingkatan seperti pada
tabel 05 dan tabel 06.
Rumus koefisien korelasi (Pearson Product Moment ) P YXI
r xixj= n∑undOvri=1nXiXj- ∑undOvri-1nXi∑undOvri-1nYjon{}n∑undOvri=1nXi2- ∑undOvri-1nXi2{}∑undOvri-1nXj2- ∑undOvri=1nXj2
r xixj= n∑undOvri=1nXiXj- ∑undOvri-1nXi∑undOvri-1nYjon{}n∑undOvri=1nXi2- ∑undOvri-1nXi2{}∑undOvri-1nXj2- ∑undOvri=1nXj2
9) Menghitung Invers matriks korelasi
antara variabel dan menghitung invers matriks korelasi antara variabel
eksogenous.
R-xx= 2centerCx1x1Cx1x2Cx2x1Cx2x2
1centerPYX1PYX2= 2centerCx1x2Cx1x2Cx2x1Cx2x21centerRyx1Ryx2
10) Menghitung seluruh koefisien jalur
yaitu menghitung koefisien pengaruh varibel X secara parsial terhadap variabel
Y (PYX1) melalui rumus :
R-xx= 3centerCx1x1Cx1x2Cx1yCx2x1Cx2x2Cx2yCyx1Cyx2Cxy
11) Menghitung R2 yaitu
koefisien yang mengisyaratkan presentase pengaruh total dari X1 dan
X2 secara bersama-sama terdahap Y dengan persamaan sebagai berikut :
R2YX1X2= PYX1PYX21centerryx1ryx2
12) Menghitung P Yε= on1- R2YX1X2
Sebelum
dibuat kesimpulan mengenai koefisien jalur yang diperoleh harus dilakukan
terlebih dahulu pengujian terhadap keberartian koefisien tersebut, secara
keseluruhan maupun individu. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan,
pasangan hipotesis dan alternatif dirumuskan :
a) Menentukan pasangan hipotesis :
H0:
Pyx1=Pyx2=0
Terdapat pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi
terhadap kinerja
H1 : salah satu tanda “=” tidak berlaku
Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi
terhadap kinerja
b) Menghitung pengujian statistik uji F
hitung
Statistik uji untuk menguji pengaruh
secara keseluruhan adalah :
F= n- k- 1 R2YX1X2K1- R1YX1X2
c) Kriteria dengan menggunakan taraf
nyata 5 %
Tolak
hipotesis nol apabila : F hitung > F tabel
13) Jika hasil dari langkah tersebut
signifikan, kemudian dilanjutkan dengan pengujian keberartian sub hipotesis
koefisien jalur dengan statistik uji untuk menguji pasangan hipotesis dan
alternatif menggunakan statistik uji t
sebagai berikut :
a) Pasangan hipotesis
H0
: Pyx1 = 0
H1
: Pyx ≠ 0
b) Statiustik uji untuk menguji
pasangan hipotesis dan alternatif tersebut menggunakan statistik uji f sebagai berikut :
ti= Pyx1on1-R2y x1,x2……….. xkC11n-k-1
Dimana :
i : 1, 2, .........,
k : Banyaknya variabel eksogenous dalam sub struktur yang
sedang di uji
ti : Mengikuti distribusi t — student derajat bebas (“ Degrees of Freedom” n - k — 1)
c) Hitung nilai — t (“t — value”).
d) Bandingkan nilai t yang diperoleh
dari perhitungan dengan nilai t dari tabel. Apabila hasil perhitungan > t
tabel maka H0 ditolak
Hasil dan Pembahasan
1.
Analisis
Deskriptif Tentang Variabel Motivasi, Budaya Organisasi dan Kinerja
a.
Analisis
Deskriptif Variabel Motivasi
Tabel 1.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Motivasi
(n=35)
No |
Indikator |
Pencapaian Skor |
Skor Harapan |
Kriteria |
|
Kebutuhan fisiologis |
|
|
|
1 |
Kecukupan Gaji/upah
mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga |
61 |
175 |
Sangat rendah |
2 |
Kecukupan Tunjangan
hari raya |
63 |
175 |
rendah |
3 |
Kelayakan
Tunjangan Kesehatan untuk kebutuhan keluarga |
58 |
175 |
Sangat rendah |
|
Total skor |
182 |
525 |
Sangat rendah |
|
Kebutuhan Rasa aman |
|
|
|
4 |
Jaminan Tunjangan hari
tua |
60 |
175 |
Sangat rendah |
5 |
Jaminan Asuransi
Kesehatan |
63 |
175 |
rendah |
6 |
Kondisi
lingkungan kerja sarana dan prasarana yang
mamadai |
74 |
175 |
Rendah |
7 |
Tunjangan
resiko kerja jaminan keamanan dan keselamatan diri pada saat bekerja |
51 |
175 |
Sangat rendah |
|
Total skor |
248 |
700 |
Sangat rendah |
|
Kebutuhan sosial |
|
|
|
8 |
Hubungan
antara rekan se kerja yang baik |
133 |
175 |
Tinggi |
9 |
Hubungan
dengan atasan-atasan selalu melibatkan bawahan dalam setiap kebijakan
organisasi |
72 |
175 |
Rendah |
10 |
Ikut
memberikan gagasan di setiap kegiatan |
84 |
175 |
Rendah |
11 |
Partisipasi dalam
rapat |
83 |
175 |
Rendah |
|
Total skor |
372 |
700 |
Rendah |
|
Kebutuhan Penghargaan |
|
|
|
12 |
Bonus kepada karyawan
yang berprestasi |
54 |
175 |
Sangat rendah |
13 |
Pemberian
hadiah kepada karyawan yang berprestasi |
57 |
175 |
Sangat rendah |
14 |
Pemberian penghargaan
kepada karyawan yang memberikan kontribusi yang positif terhadap lembaga |
62 |
175 |
Sangat rendah |
15 |
Tunjangan
prestasi diberikan atas hasil kerja yang beresiko |
60 |
175 |
Sangat rendah |
|
Total skor |
233 |
700 |
Sangat rendah |
|
Aktualisasi diri |
|
|
|
16 |
Pelatihan kerja
menjadi bagian yang penting |
112 |
175 |
Sedng |
17 |
Pengembangan
prestasi-melalui diklat dan
pelatihan yang dilakukan menjadi tolak ukur peningkatan karier |
76 |
175 |
Rendah |
|
Total skor |
188 |
350 |
Sangat Rendah |
|
Total skor Motivasi
kerja |
1223 |
2975 |
Rendah |
Perincian berdasarkan skor yang di peroleh dari 5 indikator dan 17
pertanyaan yang ada maka diperoleh bahwa Kebutuhan Fisiologis diperoleh skor 182 dari
harapan skor 525 maka masuk dalam kriteria sangat rendah, Kebutuhan Rasa aman
diperoleh skor 248 dari harapan 700 maka termasuk dalam kategori sangat rendah,
Kebutuhan Sosial di peroleh skor 372 dari harapan 700 maka termasuk dalam
sangat rendah, Kebutuhan Penghargaan
diperoleh skor 233dari harapan 700 maka termasuk dalam kriteria sangat rendah ,
Aktualisasi diri diperoleh skor 188 dari harapan 350 termasuk dalam kriteria
sangat rendah. Secara keseluruhan dari variabel Motivasi di
peroleh skor 1223 dari harapan 2975 maka masuk dalam kriteria rendah.
b.
Analisis Deskriptif
Budaya Organisasi
Tabel 2.
Rekapitulasi tanggapan responden mengenai
Budaya Organisasi (n=35)
No |
Indikator |
Pencapaian Skor |
Skor Harapan |
Kriteria |
|
Inovasi dan pengambilan keputusan |
|
|
|
1 |
Kemampuan improvisasi
dan apresiasi terhadap program |
83 |
175 |
Rendah |
2 |
Keberanian
menanggung resiko |
136 |
175 |
Tinggi |
3 |
Kesiapan
mendapat sanksi |
142 |
175 |
Tinggi |
|
Total
skor |
361 |
525 |
Rendah |
|
Perhatian terhadap detail
organisasi |
|
|
|
4 |
Kecermatan
dalam bekerja |
136 |
175 |
Tinggi |
5 |
Kemampuan
analisis |
124 |
175 |
Tinggi |
6 |
Perhatian terhadap
detail organisasi |
127 |
175 |
Tinggi |
|
Total skor |
387 |
525 |
Rendah |
|
Orientasi hasil |
|
|
|
7 |
Jumlah hasil yang
diperoleh atau output yang diselesaikan |
121 |
175 |
Tinggi |
|
Total skor |
121 |
175 |
Tinggi |
|
Orientasi orang |
|
|
|
8 |
Sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan efek
pada orang-orang didalam organisasi
itu |
96 |
175 |
Sedang |
|
Total skor |
96 |
175 |
Sedang |
|
Orientasi tim |
|
|
|
9 |
Sejauhmana kegiatan
kerja diorganisasikan sekitar tim-tim dan bukan kelompok |
157 |
175 |
Sangat tinggi |
|
Total skor |
157 |
175 |
Sangat tinggi |
|
Keagresifan |
|
|
|
10 |
Tingkat agresivitas
karyawan terhadap kegiatan organisasi |
130 |
175 |
Tinggi |
|
Total skor |
130 |
175 |
Tinggi |
|
Kemantapan |
|
|
|
11 |
Sejauhmana
organisasi menekankan dipertahankan budaya organisasi yang sudah baik |
115 |
175 |
Sedang |
|
Total
skor |
115 |
175 |
Sedang |
|
Jumlah Skor total |
1367 |
1925 |
|
Perincian berdasarkan skor yang di
peroleh dari 7 indikator dan 11 pertanyaan yang ada maka diperoleh bahwa inovasi dan pengambilan
keputusan dengan skor 361 dari harapan 525 berarti masuk dalam kriteria rendah,
perhatian terhadap detail organisasi
skor 387 dari harapan 525 masuk dalam kriteria rendah, orientasi hasil
skor 121 dari harapan 175 masuk dalam kriteria tinggi , orientasi orang hasil
skor 96 dari harapan 175 masuk dalam kriteria sedang, orientasi tim hasil skor
157 dari harapan 175 masuk dalam kriteria tinggi, keagresifan hasil skor 130
dari harapan 175 masuk dalam kriteria tinggi, kemantapan hasil skor 115 dari
harapan 175 masuk dalam kriteria sedang, secara keseluruhan total skor 1367
dari harapan 1925 masuk dalam kriteria tinggi.
c. Analisis Deskriptif Kinerja
Tabel 3.
Rekapitulasi tanggapan
responden mengenai Kinerja (n=35)
No |
Indikator |
Perolehan Skor |
Skor Harapan |
Kriteria |
|
Kemampuan teknis |
|
|
|
1 |
Kemampuan menggunakan
pengetahuan |
130 |
175 |
Tinggi |
2 |
Metode yang digunakan |
116 |
175 |
Sedang |
3 |
Teknik dalam bekerja |
114 |
175 |
Sedang |
4 |
Peralatan
yang digunakan dalam bekerja |
113 |
175 |
Sedang |
5 |
Pelatihan
yang diperoleh |
103 |
175 |
Sedang |
|
Total
skor |
576 |
875 |
Sedang |
|
Kemampuan konseptual |
|
|
|
6 |
Kemampuan
mengerti tiap bidang pekerjaan yang dikerjakan |
126 |
175 |
Tinggi |
7 |
Kemampuan
dalam menjalankan fungsinya |
127 |
175 |
Tinggi |
8 |
Tanggung
jawab terhadap pekerjaan |
111 |
175 |
Sedang |
|
Total
skor |
364 |
525 |
Rendah |
|
Kemampuan hubungan
interpersonal |
|
|
|
9 |
Kemampuan
bekerjasama dengan orang lain |
132 |
175 |
Tinggi |
10 |
Memotivasi
rekan kerjanya |
133 |
175 |
Tinggi |
11 |
Kemampuan
dalam melakukan negoisasi |
114 |
175 |
Sedang |
|
Total
skor |
379 |
525 |
Rendah |
|
Skor |
1319 |
1925 |
Tinggi |
Dari tabel diatas bahwa berdasarkan skor
keseluruhan untuk variabel kinerja 1319 masuk dalam kategori tinggi dari
harapan 1925, sedangkan perinciannya sebagai berikut untuk indikator Kemampuan teknis skor 576
masuk dalam kategori sedang, kemampuan konseptual skor 364 masuk dalam kategori
rendah, kemampuan hubungan interpersonal skor 379 masuk dalam kategori rendah. Sedangkan
secara keseluruhan variabel kinerja diperoleh skor 1319 dari harapan 1925 masuk
dalam kriteria tinggi.
2. Pengaruh Motivasi Kerja dan
Budaya organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Persamaan koefisien jalur yang terbentuk
dalam menjelasakan pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja dinyatakan sebagai berikut : Y = 0,589 X1 + 0,364 X2 + 0,590.
Model struktural pengaruh Motivasi
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja dapat digambarkan
seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar
1 Gambar Path Diagram Model
Struktural Pengaruh
Motivasi (X1) dan Budaya organisasi (X2) terhadap Kinerja (Y)
Besarnya
Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi secara
Simultan terhadap Kinerja dalam tabel berikut :
Tabel
4 Pengaruh X1 dan
X2 terhadap Y
Variabel |
Koefisien
Jalur |
Pengaruh
Langsung |
|
Pengaruh
tidak langsung (melalui) |
Total |
||||
|
X1 |
X2 |
|||||||
X1 |
0,589 |
34,7% |
+ |
|
|
8,6% |
+ |
43,3% |
+ |
X2 |
0,364 |
13,3% |
+ |
8,6% |
+ |
|
|
21,9% |
+ |
Total
Pengaruh (R2) |
65,2% |
|
|||||||
Pengaruh
faktor lain (ε) |
34,8% |
|
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kesimpulan dalam penelitian
ini 65,2% kinerja dipengaruhi oleh Motivasi dan Budaya Organisasi, sedangkan
sisanya yang 34,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.
Berdasarkan gambar dan tabel diatas bahwa motivasi kerja dan
budaya organisasi berpengaruh positif secara simultan terhadap kinerja karyawan
sehingga semakin baik motivasi kerja dari indikator kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan aktualisasi
diri serta budaya organisasi dari indikator inovasi dan pengambilan resiko,
perhatian terhadap detail organisasi, orientasi hasil, orientasi orang,
orientasi tim, keagersifan dan kemantapan semakin baik maka semakin tinggi pula
kinerja karyawan dari semua indikatornya kemampuan teknis, kemampuan konseptual
dan kemampuan hubungan interpersonal.
Bahwa dari kedua analisis yang diperoleh bahwa Motivasi Kerja dan
Budaya Organisasi keduanya memiliki pengaruh yang kuat terhadap Kinerja
Karyawan, bahwa fasilitas organisasi kenyamanan dalam bekerja, rasa aman, serta
sarana pendukung merupakan hal utama dalam meningkatkan kinerja karyawan di
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cirebon.
3. Upaya-Upaya Perbaikan Dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan di Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Cirebon
a.
Motivasi
Kerja
Faktor penting dalam
menunjang motivasi kerja, sesuai dengan hasil analisis yang sudah dilakukan
bahwa kecukupan kebutuhan-kebutuhan dasar masih sangat dominan berupa kecukupan
gaji upah untuk kebutuhn hidup sehari-hari, tunjangan -tunjangan kesehatan,
keamanan, atau penghargaaan, bonus dan tunjangan sosial lainnya sebagai faktor
penentu motivasi kerja.
b.
Budaya
Organisasi
Budaya Organisasi
sebagai salah satu faktor penentu meningkatnya kinerja karyawan maka upaya-upaya
perbaikan yang harus dilakukan adalah mulai
Perhatian terhadap detail organisasi juga belum di miliki sepenuhnya,
karena organisasi belum melibatkan semua karyawan dalam hal-hal yang bersifat
analisis sehingga karyawan tidak terpola untuk melakukan pekerjaan secara
detail atau belum terasahnya kemampuan analisis sehingga perlu ditingkatkan up grade atau pelatihan yang memadai
setiap saat terutama apada saat belum memasuki tahapan tugas berat seperti
penyelenggaraan pemilihan umum, sehingga skill
dan kemampuan akibat seringnya pelatihan membuat karyawan siap untuk melakukan
segala tugas berat pekerjaan apapun.
c.
Kinerja
Karyawan
Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan komisi pemlihan umum
adanya peraturan yang mengikat berupa undang-undang pemilihan umum sebagai
target kerja, atau dari Perpu Presiden atau peraturan lain dari pemerintah,
peraturan yang terjuklak atau regulasi dari Komisi pemilihan umum, adanya
konsekuensi sanksi hukum yang tinggi dari setiap detail kegiatan yang di patuhi, tahapan jadwal yang terpola berdasarkan perundang-undangan
dan peraturan dan tidak boleh terjadi selisih meskipun hanya 1 (satu) hari.
Melaksanakan semua pekerjaan yang dibebankan hanya karena takut terhadap
sanksi, tanpa benar-benar mengerti setiap pekerjaan.
Upaya-upaya Perbaikan untuk kinerja yaitu dengan melakukan perbaikan peraturan atau menyederhanakan peraturan,atau bila memungkinkan
dilakukan yudisial review sehingga sedikit rileks untuk karyawan dalam
mengoptimalkan setiap target berdasarkan tahapan, jadwal, yang sudah di
tentukan.
Kesimpulan
1. Hasil yang diperoleh memperlihatkan
motivasi karyawan di KPU masih rendah.
dilihat dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan aktualisasi diri.
2. Budaya Organisasi di KPU yang diukur dengan inovasi dan pengambilan resiko, Perhatian terhadap detail
organisasi, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan kemantapan dinilai sudah baik.
3. Kinerja yang diukur dengan kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal sudah
tinggi.
4. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja diperoleh adalah
43,3% dan secara parsial hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh yang
bermakna dari Motivasi terhadap Kinerja dengan arah pengaruh berbanding lurus
(positif). Jadi, semakin baik Motivasi akan berpengaruh terhadap
Kinerja yang semakin tinggi.
5. Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja diperoleh
adalah 21,9% dan secara parsial hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh
yang bermakna dari Budaya organisasi terhadap Kinerja dengan arah pengaruh
berbanding lurus (positif). Jadi, semakin baik Budaya organisasi akan
berpengaruh terhadap Kinerja yang semakin tinggi.
6. Secara simultan atau
bersama-sama Motivasi dan Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja
dengan total pengaruh sebesar 65,2%.
BIBLIOGRAFI
A. A. Anwar
Prabu Mangkunegara. 2012. Manajemen sumber Daya manusia perusahaan.
PT. Remaja
Rosdakarya; Bandung.
Achmad S. Ruky. 2013. Sistem
Manajemen Kinerja. PT. Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
A. Dale Timpe. 1992. Motivation
of personnel. PT. Gramedia
Asri Media; Jakarta.
Adie .e. Yusuf. 2008. Pengaruh
Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja. Adietekkinerja Weblog
Ambar teguh Slistiyani. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia Konsep Teori dan Pengembangan dalam konteks Organisasi
Publik. Yogyakarta.
Barry
Phegan. 2000. Developing Your Company
Culture.Berkeley:Contex Press.; Meridian Group,inc.
Brahmasari Ida Ayu. 2004. Pengaruh variable Budaya Perusahaan terhadap komitmen karyawan dan
kinerja Perusahaan kinerja Perusahaan
Kelompok Penerbitan Pers Jawa Pos. Disertasi Universitas Airlangga;
Surabaya.
Chatman,
jennifer and bersade. 1997. Employee
saticfaction,Factor Associated With Company performance. Journal Of Applied
Psyhology.
Dinda
Estika Asmarani. 2006. Analisis Pengaruh
Perencanaan Strategi Terhadap Kinerja Perusahaan Dalam Upaya Menciptakan
Keunggulan bersaing. Universitas Brawijaya
Ferry
Kurnia Rizkiansyah. 2007. Mengawal Pemilu
Menatap Demokrasi Catatan Penyelenggaraan Pemilu 2004. IDEA Publishing;
Bandung.
Jerald
Greenberg and Robert A.Baron. 2003. Behavior
in Organizations. New Jersey:Prentice-Hall.
Hennry Simamora.
2006. Manajemen
Sumber daya manusia. STIE YKPN; Yogyakarta.
Hermin Patriana. 2004. Pengaruh
Implementasi Kebijakan Pengembangan Usaha Mikro Terhadap Kinerja Lembaga
Keuangan Mikro (LKM). UNPAD.
Ike Kusdyah Rachmawati. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. ANDI; Yogyakarta.
Djamaludin Ancok. 1996. Diktat kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: MAP-UGM.
Keith Davis and John W. Newstrom. 2007. Human Behavior at Work: Organization Behavior. New York. MC. Grow
Hill International.
Lyle.M.Spencer
Jr and Signe .M.Spencer. 1993. Competence
at Work. Newyork:John Willey &Sons,Inc.
Malayu S.
P. Hasibuan. 2014. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT. Bumi Aksara; Jakarta.
Moekijat. 2010. Manajemen sumber daya manusia. CV. Pionir
Jaya; Bandung.
Moh. Pabunda Tika.
2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT. Bumi
Aksara; Jakarta.
Mukaram, Marwansya. 2000. Manajemen
Sumber daya Manusia. Pusat Penerbit Administrasi Niaga; Bandung.
Neni Purhaeni. 2010. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Guru Honorer Sekolah dasar. IKOPIN.
Payaman J. Simanjuntak. 2005. Manajemen dan
Evaluasi Kinerja. Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; Jakarta.
Robert
keitner dan Angelo Kinicki. 2001. Organizational
Behavior.Newyork Highher Education
Robbins,
Stephen. 1996 dalam
(google,sdm.blogspot.com/2004/04/teori-budaya-organisasi.html)
Sarjadi soegeng. 2003. Otonomi Potensi
Masa Depan Republik Indonesia. PT .Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
Sholeh purnomo.
2004 .Google//Teori-Motivasi-MC
Clelland-teori-dua.htm.
Sondang .P.Siagian. 1995. Manajemen
Strategik. Penerbit Bumi
Aksara Jakarta.
Steve Sudjatmiko. 2009. Mengapa
Departemen SDM Di Benci?. Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito; Bandung.
Stephen
P.Robbins. 2001. organizational
Behavior.New jersey:Prentice Hall nternational,inc
Stephen
P.Robbins. 2003. organizational
Behavior.New jersey:Prentice Hall International,inc
Suprapto, Adung.
2010. Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya
Perusahaan Terhadap Kinerja Karyawan. IKOPIN; Bandung.
Tika H. Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja
Perusahaan. PT.Bhumi Aksara; Jakarta.
Thoyib Amanu. 2005. Hubungan
Kepemimpinan, Budaya, Strategi dan Kinerja: Pendekatan Konsep. jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.
Udan Biantoro. 2002. Pengaruh Praktek
Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Budaya Organisasi dan Kinerja Perusahaan. Disertasi
Universitas Airlangga Surabaya.
Victor Tan.
2002. Organizational Behavior. Orlando:Harcourt
Brace dan Company
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka
Panjang.
Raja Grafindo
Persada;
Bandung.
William
A.Schiemann. 2011. Alignment Capability
Engagement,Versi Indonesia, The Metrus Group,Inc
Undang -undang dan Peraturan :
Undang-Undang
Dasar 45 -Amandemen
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum
Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 tentang Penyelengara Pemilu dan
Peraturan KPU
Keppres No.54 /
2003 tentang Pola Organisasi dan Tata kerja Komisi Pemilihan Umum.
Keputusan
komisi pemilihan umum No.677 tahun 2003 tentang tata kerja komisi pemlihan
umum,komisi pemilihan umum provinsi,dan komisi pemilihan umum kabupaten /kota.
Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Komisi pemilihan
Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.
Peraturan
Komisi Pemilihan Umum nomor 22
tahun 2008 perubahan atas peraturan Nomor 06 Tahun
2008 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi
pemilihan Umum Provinsi Dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.
Peraturan
presiden republik Indonesia no.105 tahun 2018 tentang
tugas,fungsi,wewenang,organisasi, dan tata kerja sekretariat jenderal komisi
pemilihan umum,sekretariat komisi pemilihan umum provinsi, dan sekretariat
komisi pemilihan umum kabupaten / kota.