Plagiarism Checker X Originality Report

Plagiarism Quantity: 23% Duplicate

Date Thursday, January 03, 2019
Words 509 Plagiarized Words / Total 2173 Words
Sources More than 69 Sources Identified.
Remarks Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMK KOMPUTER MUTIARA ILMU MAKASSAR THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON YOUTH KNOWLEDGE ABOUT PREVENTION OF HIV/AIDS IN COMPUTER VOCATIONAL SCHOOL, MUTIARA ILMU MAKASSAR Djuhadiah Saadong1], Subriah1], Syarah Wahyuni Syamsir3] 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Makassar 2 Akademi Keperawatan Makassar Email : subriaharsjad@gmail.com Abstract Makassar Indonesia is a contry with a high incidence of HIV/AIDS. In 201, there were 30.935 HIV cases and 7.185 AIDS cases. Some HIV sufferers in adolescence are 1.458 cases, and suffer from AIDS in 218 cases.

In 2016 there were 41.250 HIV sufferers and 7491 cases of AIDS were as there were 1916 cases of HIV and teenagers with 220 cases of AIDS, so there could be an increase in HIV cases by 33% and AIDS cases by 4%. Where as HIV cases in adolescents have increased by 31% and AIDS by 1%. This study was a quantitative type, using a Pre-experimental design of one group pretest posttest design using a group of subject, measurements were made before and after treatment. This research was conducted at Mutiara Ilmu Makassar Computer Vocational School in July 2018.

The population was students of class X totaling 178 students to samples of 33 class X students. This study used cluster techniques. This study used the Wilcoxon test. The results before the health education were given were the findings of a conclusion on the prevalence of HIV infection and 69,7% and after being given knowledge health education increased to 93,9%, there was an increase in knowledge by 24,2%.

There is the influence of health education on adolescent assesment supported by Wilcoxon statistical test result with a value of p- 0,021. Keywords: Teenagers, Health Education, HIV/AIDS Abstrak Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian HIV/AIDS yang cukup tinggi. Pada tahun 2015, penderita HIV sebanyak 30.935 kasus dan AIDS 7.185 kasus. Sedangkan penderita HIV pada usia remaja sebanyak 1.458 kasus, dan penderita AIDS sebanyak 218 kasus. tahun 2016 penderita HIV sebanyak 41.250 kasus dan AIDS 7.491 kasus.

Sedangkan penderita HIV pada usia remaja sebanyak 1.916 kasus dan AIDS sebanyak 220 kasus. maka dapat dikatakan adanya peningkatan kasus HIV sebesar 33% dan kasus AIDS sebesar 4%. Sedangkan kasus HIV pada remaja mengalami peningkatan sebesar 31% dan AIDS sebesar 1%. Penelitian ini adalah jenis Kuantitatif, menggunakan rancangan Pra eksperimen one group pretest posttest design rancangan menggunakan satu kelompok subjek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar pada bulan Juli 2018.

Populasi adalah siswa kelas X berjumlah 178 siswa adapun Sampel sebanyak 33 orang kelas X. Penelitian ini menggunakan teknik cluster. penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian disimpulkan pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu 69.7% dan setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan meningkat menjadi 93.9%, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 24.2%.

ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja didukung dengan hasil uji statistik Wilcoxon dengan nilai ? = 0.021. Kata Kunci : Remaja, Pendidikan Kesehatan, HIV/AIDS PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Sindrome (AIDS). AIDS merupakan tahap lanjut dari infeksi HIV yang menyebabkan beberapa infeksi lainnya. Virus akan memperburuk sistem kekebalan tubuh, dan penderita HIV/AIDS akan berakhir dengan kematian dalam waktu 5-10 tahun kemudian jika tanpa pengobatan yang cukup ( Najmah, 2016). Berdasarkan kelompok umur, kejadian HIV paling banyak pada umur 20-49 tahun (sebesar 87%).

Sedangkan, AIDS paling banyak pada umur 20-49 tahun (sebesar 81%). Jika dilihat dari masa inkubasinya yang memakan waktu sekitar 5-10 tahun, maka diperkirakan kontak pertama dengan HIV telah terjadi pada usia remaja, sehingga usia remaja bisa dikatakan usia yang rawan terkena HIV. Masih minimnya pemahaman komprehensif mengenai HIV/AIDS yang hanya mencapai 20,6% dari target 85%. (Husaini dkk, Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang HIV/AIDS Mahasiswi Akademi Kebidanan Banjarbaru Tahun 2016, 2017, Diakses tanggal 30 April 2018 ).

Menurut United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) dan World Health Organization (WHO), AIDS telah mengakibatkan kematian lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981. Sedangkan kematian akibat AIDS pada usia anak-anak <15 tahun sebanyak 120.000 jiwa (Inggit Rahayu dkk, Hubungan Tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Pranikah Pelajar, 2017, Diakses tanggal 8 Mei 2018). Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian HIV/AIDS yang cukup tinggi. Pada tahun 2015, penderita HIV sebanyak 30.935 kasus dan AIDS 7.185 kasus.

Sedangkan penderita HIV pada usia remaja sebanyak 1.458 kasus, dan penderita AIDS sebanyak 218 kasus. tahun 2016 penderita HIV sebanyak 41.250 kasus dan AIDS 7.491 kasus. Sedangkan penderita HIV pada usia remaja sebanyak 1.916 kasus dan AIDS sebanyak 220 kasus. maka dapat dikatakan adanya peningkatan kasus HIV sebesar 33% dan kasus AIDS sebesar 4%. Sedangkan kasus HIV pada remaja mengalami peningkatan sebesar 31% dan AIDS sebesar 1% (Profil Kesehatan Indonesia, 2016) Pada tahun 2015 penderita HIV sebanyak 882 kasus dan AIDS sebanyak 305 kasus. tahun 2016 penderita HIV sebanyak 1.030 kasus dan penderita AIDS sebanyak 578 kasus.

Sedangkan penderita HIV pada usia remaja sebanyak 42 kasus. maka dapat dikatakan adanya peningkatan kasus HIV sebesar 17% dan kasus AIDS sebesar 89% (Profil Dinkes Sulawesi Selatan, 2017). Berdasarkan data dari Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Makassar, penemuan kasus HIV(+) pada tahun 2015 yaitu 665 kasus dan tahun 2016 yaitu 773 kasus sedangkan kasus HIV(+) menurut jenis kelamin adalah 72.57% laki-laki dan 27.43% perempuan.

Maka dapat dikatakan adanya peningkatan kasus HIV sebesar 16% ( Profil Dinkes Kota Makassar, 2016). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis Kuantitatif, menggunakan rancangan Pra eksperimen one group pretest posttest design rancangan menggunakan satu kelompok subjek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Perbedaan kedua hasil pengukuran dianggap sebagai efek perlakuan, Penelitian ini dilaksanakan di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar pada bulan Juli 2018.

Populasi penelitian adalah siswa kelas X di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar yang berjumlah 178 siswa yang terbagi menjadi dua jurusan yaitu Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Sampel sebanyak 33 orang kelas X RPL. Penelitian ini menggunakan teknik cluster. penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berhubungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar yang beralamat di Jl Goaria Raya, Poros Laikang Sudiang Raya, Kota Makassar.Yang dimulai pada tanggal 31 Juli - 01 Agustus 2018 penelitian ini menggunakan metode one group pre and Post Test design.

Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling dengan target jumlah sampel 33. Jumlah siswa kelas X sebanyak 178 siswa dengan kriteria remaja dengan rentang usia 15-17 tahun. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan Usia, hasil deskripsi yang didapatkan dari 33 responden sebagai berikut: Hasil analisis Univariat Jenis Kelamin Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE ( % )  Laki-laki 12 36.4

 Perempuan 21 63.6  Total 33 100.  Sumber: Data Primer 2018 Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa dari 33 responden, responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 21 orang (63.6%). Dan laki-laki sebanyak 12 orang (36.4%). Umur Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur UMUR FREKUENSI PERSENTASE ( % )  15 tahun 3 9.1  16 tahun 24 72.7  17 tahun 6 18,2  Total 33 100.  Sumber: Data Primer 2018 Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui bahwa dari 33 responden, responden terbanyak adalah usia 16 tahun sebanyak 24 orang ( 72.7%) sedangkan pada usia 17 tahun sebanyak 6 orang (18.2%) Dan usia 15 tahun sebanyak 3 orang (9.1%).

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Tabel 3.3 Pengetahuan Remaja Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan Di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar PENGETAHUAN SEBELUM PENYULUHAN   Frekuensi (n) Persentase(%)  Baik 23 69.7  Kurang baik 10 30.3  Total 33 100   Sumber: Data Primer 2018 Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa dari 33 responden yang mengikuti Pre Test sebelum diberikan pendidikan kesehatan, responden yang pengetahuan-nya baik sebanyak 23 orang (69.7%) sedangkan responden yang pengetahuan kurang baik sebanyak 10 orang (30.3%).

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS setelah diberikan pendidikan kesehatan. Tabel 3.4 Pengetahuan Remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan Di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar PENGETAHUAN SETELAH PENYULUHAN   Frekuensi (n) Persentase(%)  Baik 31 93.9  Kurang baik 2 6.1  Total 33 100   Sumber: Data Primer 2018 Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa dari 33 responden yang mengikuti Post Test setelah diberikan pendidikan kesehatan, responden yang pengetahuan-nya baik sebanyak 31 orang (93.9%) sedangkan responden yang pengetahuan kurang baik sebanyak 2 orang (6.1%).

Hasil analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Tabel 3.5 Pengetahuan Remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar PENGETAHUAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS P= 0.021   Sebelum Sesudah    n (%) N (%)   Baik 23 69.7 31 93.9   Kurang Baik 10 30.3 2 6.1

  Total 33 100 33 100    Sumber: Data Primer 2018 Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti, didapatkan bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 23 (69.7%) responden yang memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 10 (30.3%) responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 31 (93.9%) responden yang memiliki pengetahuan baik dan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 2 (6.1%).

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS yaitu dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 dengan uji statistik Wilcoxon. Setelah dilakukan uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai kemaknaan ? = 0.021 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar.

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar yang dilakukan sejak tanggal 31 Juli – 1 Agustus 2018 serta berdasarkan hasil pengolahan data diarahkan sesuai tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS. Berdasarkan tabel 3.3 bahwa pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS didapatkan hasil Pre Test yang dilakukan pengukuran menggunakan kuesioner selama 20 menit pada hari pertama penelitian didapatkan hasil yaitu sebanyak 23 (69.7%) responden berpengetahuan baik dan sebanyak 10 (30.3%) responden yang berpengetahuan kurang baik.

Setelah dilakukan Pre Test dilanjutkan dengan pemberian pendidikan kesehatan selama 60 menit tentang HIV/AIDS mulai dari pengertian, penyebab, tanda gejala, penularan, diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan HIV/AIDS. dan satu hari setelah diberikan pendidikan kesehatan dilakukan pengukuran Post Test selama 20 menit dan didapatkan hasil pada tabel 5.4 bahwa pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS didapatkan hasil Post Test yaitu 31 (93.9%) responden pengetahuan baik dan responden yang pengetahuan kurang baik sebanyak 2 orang (6.1%) faktor mempengaruhi sehingga masih terdapat 2 orang yang berpengetahuan kurang baik adalah minat belajar yang kurang mengenai HIV/AIDS hal ini sehubungan dengan pendapat Djamarah (2002) menyebutkan “Minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah. Setelah diuji statistik Wilcoxondari hasil pengukuran Pre Test dan Post Test diperoleh nilai ? = 0.021

berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husaini, dkk (2016) di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan tentang pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS mahasiswa akademi kebidanan Banjarbaru yang menyatakan bahwa penyuluhan tentang HIV/AIDS dapat mempengaruhi pengetahuan mahasiswi Akademi Kebidanan Banjarbaru.

Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Derison dkk, (2014) di SMA Negeri 1 Selupu Rejang tentang pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat pengetahuan siswa SMA yang menyatakan bahwa adanya pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS di SMK Komputer Mutiara Ilmu Makassar.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapat-kan pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu 69.7% dan 1 hari setelah diberikan pendidikan kesehatan yang diberikan selama 60 menit tentang materi HIV/AIDS, pengetahuan meningkat menjadi 93.9% atau terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 24.2% dari pengetahuan sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut disimpulkan bahwa adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS yang didukung dengan hasil uji statistik Wilcoxon nilai ? = 0.021 yang berarti lebih kecil dari 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Ariani A. P. 2014.

Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Andareto O. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda (Begitu Mudah Menular dan Berbahaya, Kenali, Hindari, dan Jauhi Jangan Sampai Tertular). Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta Firdaus K. 2013. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Trans Info Media Husaini, Roselina Panghiyangani dan Maman Saputra, 2017. Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang HIV/AIDS Mahasiswa Akademi Kebidanan Banjarbaru.Vol. 45, No. 1, 2017. http://dx.doi.org/10.22435/ bpk.v45i1.5787.11-16. Diakses tanggal 30 April 2018 Inggit Rahayu,Venny Rismawanti dan Abdul Khodir Jaelani, 2017.Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Pranikah Pelajar. Vol. 2, No. 2, 2017 http://doi.org/10.22216/ jen.v2i2.1760.

Diakses tanggal 8 Mei 2018